CN, JAKARTA - Kasatlantas Jakarta Barat Kompol Maulana Jali meminta maaf kepada Tsalisa Nur Aini, istri korban tewas Achmad Fauzan Anggara. Pihaknya belum bisa menangkap Sukron, pelaku penabrakan suami Tsalisa, yang saat ini masuk DPO (daftar pencarian orang).
"Mohon maaf bu, sebelumnya kami turut berduka cita atas meninggal suaminya, semua proses sudah kami lakukan. BB (barang bukti) pun sudah dilakukan penetapan PN (Pengadilan Negeri)," kata Maulana dalam pesan singkatnya kepada Tsalisa dikutip RRI.co.id, Selasa (30/5/2023).
Perihal proses penangkapan Sukron, Maulana mengaku sudah berkoordinasi dengan Polsek Cakung, Jakarta Timur. Namun sayang, hal tersebut juga belum berbuah hasil.
"Sudah dilakukan pencarian Tsk (tersangka) DPO, sudah kami kirimkan ke Polsek Cakung, namun belum membuahkan hasil. Kami upayakan untuk dilakukan upaya paksa terhadap Tsk," ucap Maulana.
Maulana menegaskan, Sukron sudah mangkir dari panggilan polisi sebanyak dua kali. Karena hal itu, pihaknya akan menarik paksa Sukron ke kantor polisi. "Sudah dilakukan pemanggilan satu dan dua. Kami upayakan (penangkapan paksa Sukron)," ujar Maulana.
Sementara itu, salah satu penyidik kasus tersebut mengaku sudah berkunjung ke rumah orangtua Sukron. "Izin informasi, belum ada titik terang keberadaan Sukron. Kami telah berkunjung ke orangtua dari ibu kandung Sukron," kata salah satu penyidik kepada Tsalisa.
Sebelumnya insiden kecelakaan menimpa Achmad Fauzan Anggara (39), tewas ditabrak truk boks (PT.KEA EXPRESS) saat mengendarai sepeda motor. Kejadian naas itu terjadi di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pada Selasa (25/4/2023) lalu.
Istri korban, Tsalisa mengatakan, sang suami kala itu berangkat kerja dari Bukit Duri menuju Meruya. Insiden kelam itu terjadi sekitar pukul 05.15 WIB, Sukron selaku supir truk boks mengaku kendaraannya mengalami rem blong.
Sementara itu Pemilik PT. KEA Berkah Makmur, Mutommimah mengatakan, tersangka Sukron merupakan supir "tembak' atau pekerja lepas di perusahaannya. Menurutnya, Sukron adalah salah satu kawan dari supir perusahaanya.
"Iya, ya (supir tembak) seperti itu, selama ini (mencari supir) berjalan seperti itu. Cuma KTP (jaminan Sukron) identitas dia aja, hanya titip-titipan saja," kata Mutommimah yang akrab disapa Ibu Tomi ditemui di kawasan Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023).
Selama bekerja di perusahaannya, Ibu Tomi mengaku, Sukron tidak pernah menaruh surat lamaran. Para supir "tembak" itu, didapatkannya dari mulut ke mulut para karyawan resmi perusahaannya.
"Jadi saya ada driver dan dia temannya driver. Dia memberikan informasi tapi tidak memberikan lamaran, boleh (bekerja), nggak ada jaminan," katanya, mengungkapkan.
Bahkan, dia mengatakan telah mempraktekan hal tersebut semenjak perusahaannya terbentuk pada tahun 2016 lalu. "Pertama kali (supir insiden kecelakaan), buka (perusahaan) 2016, iya (supir tembak) betul," ujarnya.
Mutommimah yang kerap disapa Ibu Tomi ini juga menegaskan hanya mampu memberikan uang empati Rp10 juta kepada keluarga korban.
"Saya terus terang nggak sanggup (membiayai anak-anak korban), harus biayai ini itu. Saya mau pasrahkan keluarganya Sukron, karena Sukron yang bertanggungjawab melakukan itu (kecelakaan), saya hanya pemilik (kendaraan) saja," kata Ibu Tomi ketika ditemui di kawasan Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023).
Bahkan, Ibu Tomi mempersilahkan Tsalisa Nur Aini (35) selaku istri korban Achmad untuk menempuh jalur hukum. "Kalau ibu mau seperti apa, ya sudah kita lewat polisi saja seperti apa," katanya.
"Saya memang pemilik, tapi yang menabrak ini sopir. Mau lewat hukum monggo," ujarnya. (*)
Dua Kali Mangkir Dari Panggilan, Polisi Akan Menarik Paksa Sukron
Rabu, 31 Mei 2023 , 19:55:00 WIB
foto : ilustrasi (ist)