Arsitektur Daerah Kalimantan Tetap Hadir dalam Pembangunan Infrastruktur Ibukota Baru

man-headphones

foto : istimewa

CN, JAKARTA - Eksistensi bangunan tradisional di Kalimantan pasti terimbas oleh kehadiran pembangunan infrastruktur Ibukota baru yang diprediksi akan menyedot banyak fungsi baru dan tuntutan desain arsitekturnya. Harapan agar arsitektur daerah yang memiliki keunikan seni budaya itu, tetap hadir sebagai representasi etnik masyarakat Kalimantan yang terdiri dari banyak suku diantaranya Kutai, Paser, Dayak, Berau, Banjar, Jawa, Bugis, Makasar dan Madura, ditampilkan dalam keragaman  gaya yang memperkaya arsitektur di Ibukota Baru Nusantara.
 
Melihat fenomena perkembangan arsitektur lokal di sekitar Ibukota baru yang akan menjadi bagian dari destinasi wisata, Majalah ASRINESIA dan KENARI DJAJA bekerja sama dengan IKATAN ARSITEK INDONESIA (IAI) KALIMANTAN TIMUR menggelar seminar virtual berjudul ARSITEKTUR SEKITAR IBUKOTA BARU pada Kamis (21/7/2022). Kegiatan seminar virtual tersebut dihadiri Co Founder & CEO PT Kenari Djaja Prima, Hendra B. Sjarifudin dan Direktur PT Kenari Djaja Prima Hendry Sjarifudin serta diikuti sebanyak 600 peserta melalui youtube channel Kenari Djaja dan aplikasi zoom.

Dalam kesempatan ini, para pakar arsitektur dengan data seni budaya arsitektur khas Kalimantan sebagai bagian dari Arsitektur Nusantara berkenan berbagi pengalaman dan didukung oleh Otorita Ibukota Nusantara (IKN).
 
Pembahasan arsitektur sekitar kawasan Ibukota baru ini disambut baik oleh masyarakat luas terutama para Arsitek, seperti dikatakan oleh Ketua IAI Kaltim Wahyullah B. Ombang dalam sambutan pembukaan Seminar. "Hal ini membuka kesempatan bagi Arsitek di Kaltim dan sekitarnya untuk memajukan arsitektur lokal dalam memenuhi kebutuhan baru dan modernisasi," kata Wahyullah B. Ombang.

Hal senada dikatakan juga oleh Koordinator Tim Ahli – Tim Transisi Ibukota Nusantara, Dr.Ir, Wicaksono Sarosa, MCP yang mewakili Otorita Ibukota Baru, bahwa pembangunan arsitektur di sekitar Ibukota baru akan memperkaya fasilitas penunjang lingkungannya.
 
Filosofi dan latar belakang budaya arsitektur khas Kalimantan disampaikan oleh Arsitek Faizal Baharuddin, IAI kandidat  Doktor dari Arsitektur UNTAG Samarinda yang telah melakukan kajian tentang rumah tradisional dan lingkungan pemukiman di Kalimantan Timur. Karakter arsitekturnya memperlihatkan struktur kehidupan masyarakat Kalimantan, berupa karya adiluhung yang memukau wisatawan yang berkunjung.

Transfer desain berbasis budaya dilakukan Arsitek Vergian Septiandy, IAI, praktisi yang karyanya banyak mengisi wajah bangunan di Kalimantan. "Keindahan bangunan khas Kalimantan, ternyata memacu kalangan arsitek muda untuk mengembangkan karya arsitektur baru mereka yang desainnya tetap berakar pada budaya dan karakter etnik lokal," ujarnya.

Keresahan pada budaya lokal yang akan tergerus oleh modernisasi infrastruktur di sekitar ibukota baru telah menggugah rasa kritis Arsitek senior Prof. Josef Prijotomo dari Unika Parahyangan, untuk memantapkan pemikiran para Arsitek Muda dan pelaku pembangunan dalam menjalankan profesinya. Pembangunan di Kalimantan Timur dan sekitarnya harus tetap memperhatikan kearifan lokal, sehingga citra Arsitektur Nusantara di Kalimantan hidup dan menjadi destinasi wisata serta inspirasi perkembangan arsitektur baru. (*)
 

Terpopuler

To Top