CN, Jakarta - Kehadiran jaringan telekomunikasi di suatu tempat akan mendorong tumbuhnya pariwisata lokal, perkembangan teknologi komunikasi akan mendorong bangkitnya industri pariwisata yang terpuruk akibat pandemi Covid 19.
“Adanya jaringan telekomunikasi di satu lokasi, membuat aktifitas priwisata bisa hadir di lokasi itu. misalnya dengan adanya jaringan, seseorang bisa mengambil foto untuk Instagram di lokasi,” demikian diungkapkan Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Danny Januar Ismawan dalam diskusi virtual Urban Forum – Forum Wartawan Daerah (FORWADA), Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Danny menambahkan, komitmen pemerintah untuk melakukan pemerataan telekomunikasi secara masif bisa dijadikan momentum oleh industri pariwisata untuk tumbuh dan terus berkembang. Ini karena pariwisata industri yang unik. Meskipun infrastrukturnya belum lengkap, ketika ada telekomunikasi bisa jadi peluang usaha pariwisata.
“Ini jadi tantangan bagi destinasi wisata yang belum terkenal untuk berinovasi melakukan promosi yang tepat,” tegasnya.
Menurut Danny, Bakti Kominfo telah membangun Base Transceiver Station (BTS) di destinasi wisata prioritas antara lain di Labuan Bajo. Hingga saat ini terdapat 36 BTS eksisting, sementara 24 lokasi lainnya masih dalam proses pembangunan.
“Untuk kawasan wisatas super prioritas di Kanupaten Lombok Tengah, akses internet BAKTI Kominfo terdapat di 74 lokasi, sementara rencana penambahan ada di 42 lokasi,” ujar Danny.
Danny juga menjelaskan, untuk destinasi wisata prioritas seperti di Labuan Bajo, Bakti Kominfo telah membangun Base Transceiver Station (BTS) di 36 BTS eksisting, sementara 24 lokasi lainnya masih dalam proses pembangunan.
“Untuk kawasan wisatas super prioritas di Kabupaten Lombok Tengah, akses internet BAKTI Kominfo terdapat di 74 lokasi, sementara rencana penambahan ada di 42 lokasi,” tuturnya.
Labuan Bajo merupakan wilayah yang peningkatan industri pariwisatanya sangat pesat, namun meski pembangunan jaringan telekomunikasi yang didorong oleh banyak pihak tetap saja masih menyisakan wilayah-wilayah blank spot.
“BTS untuk kawasan super prioritas memang hanya di Labuan Bajo yang beririsan dengan wilayah destinasi pariwisata prioritas,” ujar Danny.
Danny mengatakan, BTS hanya dibangun di daerah yang beririsan dengan wilayah destinasi prioritas karena penyelenggara telekomunikasi mengalami kesulitan untuk masuk ke wilayah pariwisata baru yang hanya memiliki potensi saja tapi belum ada aktivitas pariwisata riil, bahwa di lokasi itu akan terjadi kegiatan ekonomi yang potensial.
“Jadi untuk wilayah penyangga kita mensupport dengan menempatkan akses internet di titik-titik pelayanan publik,” jelasnya.
Danny menambahkan, peran Bakti Keminfo dalam pengembangan jaringan telekomunikasi adalah melengkapi wilayah-wilayah yang tidak dibangun oleh penyelenggara telekomunikasi karena tidak menarik secara ekonomi.
“Saat ini masih ada 15 ribu desa yang belum terlayani jaringan 4G. Ini menjadi program jangka pendek Bakti Keminfo untuk menuntaskan pembangunan jaringan 4G di daerah 3T, sementara diluar daerah 3T akan dilakukan oleh penyelenggara telekomunikasi,” pungkas Danny.