IEECCE: Dekarbonisasi Sektor Mobilitas Harus Didukung Stakeholder Industri Otomotif Nasional

man-headphones

CN, Jakarta - Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) kembali mengadakan IEECCE (Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition) 2021 mulai 14-17 Juni 2021. Konferensi yang digelar selama empat hari tersebut tema “Responding to the Global Energy Transition” (Menanggapi Transisi Energi Global) dan merespon lebih spesifik pada “Decarbonization of the Mobility Sector” (Dekarbonisasi Sektor Mobilitas).  

Agenda utama Internasional Conference akan membahas isu-isu terkini tentang upaya nasional dan global dalam melakukan Transisi pemanfaatan energi Konvensional menuju pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan di sektor-sektor utama sistem perekonomian (Industri, mobilitas, gedung dan rumah tangga). Secara spesifik kali ini conference akan membahas isu-isu penting terkait upaya Dekarbonisasi di sektor Mobilitas/transportasi. 

“Dibanyak negara pemanfaatan energi Konvensional paling besar di sektor mobilitas. Oleh karenanya keberhasilan dalam mengurangi emisi karbon di sektor ini akan sangat signifikan berkonstribusi pada penurunan karbon di tingkat global. Ambisi Indonesia untuk mengembangkan EV menggantikan kendaraan Konvensional harus didukung oleh semua stakeholders di industri otomotif nasional maupun oleh semua stakeholders terkait,” demikian diungkapkan Ketua MASKEEI, R.M. Soedjono (Jon) Respati dalam Konferensi Pres secara daring, Senin (14/6/2021).

Jon berharap Event ini akan bermanfaat dan memberi sumbangan dan dorongan pada upaya peningkatan efisiensi energi dan pengembangan energi bersih dalam rangka menjawab tantangan Transisi Energi global menuju pemanfaatan energi bersih (clean energy) untuk pembangunan berkelanjutan. 

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menegaskan, bahwa ditargetkan pada tahun 2030 jumlah pengguna kendaraan berenergikan listrik meningkat. 

“Ditargetkan mobil dua juta dan sepeda motor belasan juta. Selanjutnya pada tahun 2040-2050 terus bertambah, namun tidak bisa dipatok menjadi 100%,” jelasnya.

Dirjen Dadan mengatakan, pihaknya tidak memaksa namun hanya mendorong peralihan penggunaan kendaraan dari dengan bahan bakar minyak (BBM) cair ke energi listrik. Apalagi saat ini jumlah kapasitas juga berlebihan. Secara bertahap pihaknya tengah menyiapkan Stasiun pengisian listrik kendaraan yang telah mencapai 190 unit. 

"Kami targetkan pada tahun 2025 menjadi 250 unit pengisian kendaraan listrik umum," ujar Dadan.

Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan Sigit Irfansyah menambahkan, Kemenhub secara bertahap pengadaan sarananya bertahap dan akan ada keseimbangan. "Ini hanya bergeser saja dari kendaraan non listrik ke listrik dengan tujuan mengurangi gas emisi buang," tutur Sigit.

Terpopuler

To Top