CN, Jakarta - Nuffic Neso Indonesia mengumpulkan para pelajar Indonesia yang akan melanjutkan pendidikannya ke universitas-universitas di Belanda di Gedung Perpustakaan Nasional RI untuk diberikan pembekalan sebelum keberangkatan ke Belanda.
Direktur Nuffic Neso, Peter van Tuijl mengatakan Pre-departure briefing merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Nuffic Neso Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pembekalan dan dukungan bagi calon mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan studi di Belanda.
"Dalam acara ini, para alumni juga hadir untuk membantu calon mahasiswa mempersiapkan diri menjalani masa studinya dengan baik dengan cara berbagi pengalaman dan kesan mengenai tinggal dan studi di Belanda. Beberapa hal yang disampaikan dan didiskusikan meliputi gegar budaya, bagaimana beradaptasi dengan proses belajar mengajar yang berbeda, berinteraksi dengan pengajar dan mahasiswa internasional," ungkap Peter van Tuijl disela-sela acara Pre-departure briefing di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Sabtu (11/8/2018).
Dari sekitar 300 pelajar yang hadir di acara pre-departure briefing, sebagian besar (77.4%) akan melanjutkan program master (setara S2), sisanya 14.14% akan melanjutkan ke program Bachelor (setara S1), 1% akan melanjutkan PhD (setara S3), dan sekitar 7% akan mengambil kursus singkat di Belanda.
"Jika dilihat dari sumber pendanaan mereka, jumlah pelajar yang menggunakan dana sendiri (42.4%) hampir sama hanya banyak dengan pelajar yang memanfaatkan dana beasiswa (57.6%) untuk studi di Belanda. Menurut Koordinator Promosi Pendidikan, Inty Dienasari, ada berbagai jenis beasiswa untuk studi di Belanda diantaranya beasiswa StuNed, OTS, OKP, LPDP, SPIRIT, FETA, universitas-univesitas di Belanda, dan juga perusahaan-perusahaan tempat para pelajar bekerja. Informasi mengenai biaya studi di Belanda dan beasiswa dapat diakses melalui www.nesoindonesia.or.id/beasiswa," ungkapnya.
Sementara itu, Dalam sambutannya Wakil Duta Besar Belanda, Ferdinand Lahnstein, mengatakan bahwa sudah ada lebih dari 20.000 pelajar Indonesia melakukan studi di Belanda terhitung sejak tahun 1950. Perhimpunan pelajar Indonesia di Dunia, awalnya didirikan di Leiden pada tahun 1922 (PPI Belanda) yang sampai sekarang masih aktif dan bertambah kuat organisasinya.
Lebih dari 90 orang alumni Belanda ikut hadir pada acara ini. Untuk memberikan informasi mengenai kehidupan di Belanda, para alumni Belanda menampilkan sketsa drama, sehingga informasi yang diberikan menjadi lebih menarik. Pada sesi diskusi, para alumni dibagi berdasarkan kota tempat tinggal di Belanda untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis dari para pelajar yang akan berangkat.
"Pentingnya peran alumni Belanda bagi hubungan kedua negara. Alumni diibaratkan sebagai minyak pelumas dalaml menggerakan roda kerjasama Indonesia Belanda. Oleh karena itu Ferdinand mengingatkan para pelajar yang akan studi di Belanda untuk bergabung dengan jaringan alumni Belanda Indonesia yang di kelola oleh Nuffic Neso," kata Ferdinand.
Lebihlanjut Ferdinand menyebutkan beberapa nama alumni Belanda yang menjadi contoh orang-orang penting, seperti Menteri Luar Negeri Indonesia, ibu Retno Marsudi yang merupakan lulusan dari The Hague University of Applied Sciences, Mohammad Hatta dari Universitas Erasmus, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Ben Feringa yang memenangkan hadiah nobel dibidang kimia tahun 2016, juga perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, yang lulus dari Universitas Leiden.
Pendidikan Tinggi Belanda tetap diminati Mahasiswa Indonesia
Sabtu, 11 Agustus 2018 , 14:19:00 WIB
Foto: Direktur Nuffic Neso, Peter van Tuijl saat acara Pre-departure briefing di Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jakarta