CN, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mendampingi Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kehormatan Wakil Presiden Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga, H.E. Madame Masoumeh Ebtekar di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (1/5). Rencananya, Wapres Iran dan rombongan akan berkunjung ke Kantor Kemenko PMK, Rabu, 2 Mei 2018.
Selain Menko PMK, Presiden juga didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin.
Pembukaan High Level Consultation Meeting - World Muslim Scholars on Wasatiya Al-Islam
Usai menerima kunjungan kehormatan Wapres Iran, Menko PMK juga mendampingi Presiden Jokowi pada Pembukaan High Level Consultation Meeting - World Muslim Scholars on Wasatiya Al-Islam. Hadir sebagai pembicara utama forum ini, Grand Sheikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Mohamed Tayeb.
Sebelumnya dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Menko PMK mengucapkan terima kasih atas kesediaan Grand Sheikh Al-Azhar untuk menghadiri forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyat al-Islam (HLC-WMS) di Bogor tanggal 1-3 Mei 2018 sebagai pembicara utama.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah negara demokrasi dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang hidup dalam keberagaman. Ada 1.100 lebih suku bangsa yang hidup tersebar di 17 ribu pulau.
"Kami hidup dalam keberagaman, berbeda agama, beragam suku, dan beragam budaya," tegas Presiden.
Dalam keberagaman tersebut, Indonesia mampu menjaga persaudaraan, menjaga toleransi, menjaga perdamaian, dan menjaga persatuan. Karena Indonesia mempunyai dasar negara Pancasila dan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika yang berarti university in diversity.
"Keberagaman adalah anugerah Allah SWT yang harus kita rawat. Keragaman adalah sumber kekuatan yang membuat kami menjadi bangsa yang kuat. Namun sebagai bangsa yang sangat majemuk, kami tidak boleh lengah sedikit pun," tambah Presiden.
Disampaikan Presiden, Indonesia terus memupuk ajaran yang mengedepankan perdamaian dan persatuan, yang mengutamakan musyawarah dengan toleransi dan kepercayaan, yang membawakan keadilan sosial dan perdamaian abadi. Presiden Jokowi juga mengajak umat Islam menjadi teladan dalam mengembangkan perdamaian dan persatuan.
"Kita harus menjadi pemimpin dalam membangun perdamaian dunia. Sekaligus kita harus menjadi bangsa maju yang menjadi motor penggerak kemajuan dunia," tambah Presiden.
Pada pembukaan High Level Consultation Meeting - World Muslim Scholars on Wasatiya Al-Islam, Din Syamsudin selaku Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban juga menyampaikan sambutannya.
Sebanyak 100 ulama dan cendikiawan dari dalam dan luar negeri hadir dalam forum ini. Diantaranya berasal dari berbagai negara seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Kuwait, Lebanon, dan Aljazair. Ada pula perwakilan ulama dari Singapura, Filipina, India, China, Australia, Bangladesh, Prancis, Kanada, Amerika Serikat, dan Brunei Darussalam. Pada acara ini terlihat pula kehadiran dari Quraish Shihab, Said Aqil Siradj, dan beberapa tokoh Islam lainnya.